Categories
Cibening Kunjungan Lapangan

Musim Hujan Indonesia

Karena posisi geografis negara, Indonesia memiliki iklim monsoon, yang mempengaruhi perubahan musim di Indonesia. Perubahan musiman terjadi di Indonesia oleh musim hujan dan kering dengan fenomena alam yang unik.

Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober dan April. Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan angin dari Barat Monsoon yang berhembus dari benua Asia ke benua Australia tekanan maksimum yeng tekanan minimum. Monsoon barat angin membawa uap air banyak, sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan.

Di kota-kota besar dan di daerah-daerah gundul sering banjir monsun bencana. Bencana ini berdampak sebagai banyak rumah terendam, bahkan beberapa kerugian harta benda dan kehidupan orang-orang yang terkena dampak bencana.

Gerakan menanam pohon di Indonesia mulai menunjukkan kecenderungan meningkat. Dilihat dari berbagai gerakan reboisasi yang didorong oleh sektor swasta, media, mahasiswa, dan masyarakat. Proyek ini juga GoldTeak berfungsi sebagai pelopor untuk inisiatif hijau di daerah Cibening.

Kondisi Umum Kebun:
Secara umum kondisi pohon jati dan buah-buahan dalam kondisi baik.

Update Desa:
Cibening masyarakat bekerja sama untuk mengumpulkan batu untuk memperbaiki bangunan yang terkena banjir di daerah sekitarnya akibat hujan deras pada bulan Desember dan Januari.
Categories
Cibening Kunjungan Lapangan

Persiapan untuk Musim Hujan

Untuk pohon-pohon muda yang ditanam pada bulan Februari 2009, mereka adalah tiga puluh bulan tua sekarang, dan sekitar 10 atau 12 meter, tetapi untuk pohon muda yang ditanam pada akhir Maret 2009 mereka sekitar 7 atau 8 meter. Pohon-pohon terpendek adalah pohon-pohon yang ditanam kembali pada akhir April, karena mereka tidak selamat dari kematian jati atau cuaca panas. Dalam 1 atau 2 tahun, pohon-pohon terpendek akan setinggi yang tertinggi. Dalam periode pertumbuhan bagasi akan menjadi lebih besar dan lebih tinggi dan akar menjadi lebih kuat, terutama untuk jenis “Salomo” di mana pohon itu akan tumbuh tinggi dengan daun yang kurang. Cabang kecil akan mengganggu pertumbuhan batang, cabang yang tidak perlu sehingga harus dipotong.

Hal ini diperlukan untuk menjaga tanah, itu harus bebas dari gulma atau rumput di sekitar pohon, ini akan memberikan pohon dan akarnya menerima nutrisi cukup dan matahari terbit.

Semua pohon, jati, akasia, mahoni, durian, mangga dan durian telah menerima perawatan yang sama, memberikan insektisida, fungisida atau pupuk jika diperlukan.Air juga penting, meskipun jati adalah pohon yang kuat namun selama masa pertumbuhan perlu banyak air.

Siapa yang melakukan semua hal itu? Off Wali Tentu saja, mereka tinggal serta pohon lakukan? Pak Parid adalah salah satu dari dua orang pengawas di perkebunan Goldteak. Dia dan keluarganya telah tinggal di perkebunan sejak Goldteak membuka perkebunan 20 ha pertama jati di Cibening lebih dari 7 tahun yang lalu. Dia adalah model peran rajin, baik aktif, dan wali bertanggung jawab, lebih dari itu ia juga mulai menjadi pengusaha. Ketika ia pindah ke perkebunan, ia tidak membawa apa-apa kecuali istri dan 5 dari 8 anak-anak yang mereka miliki.

Goldteak memberinya sebuah rumah bambu dan halaman kecil di sekitar rumah.Setiap hari, ketika ia memiliki waktu istirahat setelah menyelesaikan pekerjaan ia mengambil peduli kambing nya, ayam dan halaman rumahnya, sekarang ia memiliki rumah kambing 3 dengan lebih dari 5 kambing dan domba, ia memiliki lebih dari 30 ayam dan halaman penuh dengan buah dan sayuran. Dua dari anak-anaknya, Kusnadi dan Dede P, telah mengikuti langkah dan menjadi pengusaha juga, mereka juga memiliki beberapa kambing. Sebelum Lebaran, Dede P menjual kambing dan membeli sepeda motor bekas yang akan membantu dia dan perjalanan keluarga ke tempat-tempat.

Beberapa wali telah mencoba untuk mengikuti jalan pak Parid, tetapi mereka akan menjadi seperti pak Parid? Kita harus optimis karena semua guru di SD Cibeureum dan Goldteak akan membantu para penjaga dan semua anak di Cibening desa untuk memiliki masa depan yang baik.

Categories
Cibening Kunjungan Lapangan

Hari Kemerdekaan Indonesia dan Idul Fitri

17 Agustus adalah Hari Kemerdekaan Indonesia, Cibeureum SD siswa dan orang-orang Cibening dirayakan pada 15 Agustus. Semua orang datang bersama-sama untuk SD Cibeureum sekolah untuk melihat permainan, ada beberapa permainan tradisional seperti memanjat pohon pinang untuk mendapatkan hadiah, berjalan dengan menggunakan karung beras, mengambil koin pada buah, menempatkan kapur ke dalam botol, dan semua siswa mendapat hadiah .

19 Agustus 20 terjadi menjadi Idul Fitri Muslim festival setelah Ramadhan. Hampir semua penduduk desa merayakan festival ini dengan mengunjungi kerabat dan tetangga mereka.

Pada pertengahan Agustus, cuaca sangat panas dengan angin kencang. Itu tidak hujan selama 4 minggu dan wali membantu tanah untuk mendapatkan air. Orang-orang di Cibening mengumpulkan air sungai dan memasukkannya ke dalam wadah, sumber daya air telah penuh dengan air. Diharapkan bahwa air dapat digunakan sampai hujan berikutnya jatuh.

Setiap tahun, ketika petani mulai membuka daerah untuk pertanian, mereka biasanya membakar tanah. Para petani tidak memiliki uang untuk membayar para pekerja untuk membuka tanah mereka sehingga mereka membakarnya, setelah itu mereka menggunakan cangkul untuk membuka lahan, dan awal musim hujan mereka dapat mulai menanam padi. Ini adalah salah satu masalah di perkebunan atau lahan pertanian. Kadang-kadang, api tidak dapat dikendalikan karena ada angin kencang atau tidak ada pasokan air yang tersedia. 

Masalah lainnya adalah karena bidang pertanian dan perkebunan besar dan tidak ada cukup banyak orang untuk menangani. Semua pohon yang terbakar akan ditanam kembali pada bulan Desember di musim hujan.

Categories
Cibening Kunjungan Lapangan

Posyandu “Kemuning”

Di Indonesia ada dua jenis rumah sakit; rumah sakit swasta dan rumah sakit
pemerintah. Untuk rumah sakit pemerintah, ada beberapa kelas tegantung dari
lokasi dan jenis pelayanan. Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Kabupaten
dan Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) di Kecamatan dan Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu) di Kelurahan atau desa yang berpenduduk kira-kira 50
sampai 100 keluarga.
Biasanya di Posyandu ada relawan wanita dan bidan yang membantu para wanita
yang sedang mengandung atau sedang mengikuti program Keluarga Berencana,
juga memberi pelayanan kesehatan untuk bayi dan balita (bayi sampai lima
tahun). Kebanyakan untuk program pemberian vaksin gratis dan pengaturan gizi
atau nutrisi.
Apabila ada wanita yang sakit dan bidan tidak bisa membantu, maka akan dikirim
ke Puskesmas. Di sana ada dokter umum, dokter gigi dan bidan yang bisa
membantu proses kelahiran, pembedahan kecil, atau melakukan sunat untuk
anak laki-laki. Di Puskesmas yang besar, biasanya juga tersedia ruangan rawat
inap. Untuk pasen yang mempunyai masalah berat akan dikirim ke rumah sakit
besar di Kabupaten atau di Provinsi.
Di desa biasanya hanya tersedia posyandu dengan fasilitas yang sangat
sederhana, timbangan bayi, timbangan dan ukuran badan untuk anak-anak,
untuk alat pengukur suhu atau tekanan darah biasanya dibawa oleh bidan yang
datang. Posyandu tidak buka setiap hari, bidan hanya datang seminggu sekali
atau sebulan sekali, tergantung kesiapan bidan. Ketika ada pelayanan keluarga
berencana, bidan membawa alat kontrasepsi, seperti pil KB dan imunisasi untuk
bayi.
Desa Cibening punya posyandu “Kemuning”, letaknya di teras rumah ibu Leni,
salah satu relawan kesehatan. Bersama-sama dengan ibu Eva, seorang bidan yang
datang dari Kecamatan melayani pemberian vaksin, imunisasi, vitamin, pil KB
atau menyiapkan bubur kacang hijau untuk anak-anak.
Salah satu program CSR Goldteak adalah memberikan bantuan pendidikan dan
kesehatan. Setiap bulan Goldteak memberikan vitamin untuk anak-anak dan
para pekerja, pil KB untuk istri pekerja juga obat sakit kepala, obat cacing dan
batuk pilek. Secara teratur, Goldteak memberikan pengetahuan tentang
kesehatan kepada para pekerja untuk menerapkan hidup sehat.
“Orang yang sehat, memiliki harapan; dan orang yang memiliki harapan adalah
orang yang memiliki segalanya”. (Arabian Proverb)

Categories
Cibening Kunjungan Lapangan

Hutan di Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat dengan 10 wilayah yang memiliki hutan terluas (764.387,59 ha), itu
adalah 20,62 % dari seluruh wilayah. Berdasarkan data 2006, Provinsi ini masih
memiliki Hutan Produktif seluas 362.980,40 ha, Hutan Lindung (termasuk Taman
Nasional) 228.727,11 ha, Hutan Konservasi 172.680 ha dan Hutan Bakau 40.129,89 ha.
Dari hutan Produktif, Jawa Barat menghasilkan 200,675 m3 kayu. Sebenarnya Jawa Barat
mmerlukan sekitar 4.000.000 m3 per tahun. Hutan Rakyat yang dikelola oleh warga
setempat luasnya kira-kira 214.892 ha dan menghasilkan 893.980,75 m3 kayu.
Dari 580.000 ha hutan kritis, pemerintah setempat telah menanam pohon di wilayah
seluas 357.000 ha, sisanya 223.000 ha masih menunggu untuk ditanami. Perhutani
(Perusahaan Hutan Indonesia) dengan warga bekerjasama untuk menyelesaikan
Program Rehabilitasi sampai beberapa tahun ke depan.
Saat ini pemerintah Indonesia mendukung institusi bisnis atau perusahaan swasta
bahkan perorangan untuk menanam pohon untuk membuat Jawa Barat hijau kembali.
Sudah hampir sebelas tahun, Goldteak telah ikut serta Program ini di desa Cibening dan
Bumisari. Membuka lahan untuk menanam pohon mempunyai beberapa manfaat, untuk
membantu menghijaukan lahan, menyimpan lebih banyak air, membantu masyarakat
mendapatkan pekerjaan dan membangun ekonomi desa dan pendidikan.

Categories
Cibening Kunjungan Lapangan

Air untuk semua

Berdasarkan laporan ilmiah disebutkan bahwa dalam waktu tidak lama lagi daerah Jawa Barat,
khususnya daerah Sukabumi akan mengalami kekurangan air, karena perusahaan air botol telah
membuat debet air berkurang dan habis.

Karena desa Cibening dekat dengan laut, tentunya desa ini tidak seperti daerah lainnya yang
berlimpah air. Desa Cibening adalah daerah tadah hujan, masyarakatnya hanya mengharapkan
air hujan untuk menghijaukan tanah mereka. Selama musim panas, mereka kekurangan air,
bahkan mereka harus berjalan ke desa tetangga untuk mandi dan mengambil air masak.

Selama ini mereka khawatir dan mulai putus asa, karena kekurangan air. Mereka pikir kalau
pohon-pohon yang ditanam oleh Goldteak menyebabkan air tambah berkurang. Sebenarnya
adalah pohon-pohon golteaklah yang membuat air tetap ada walaupun debitnya tidak banyak,
tapi paling tidak, desa Cibening sudah tidak erosi lagi.

Tahun lalu, sebelum musim hujan tiba, para pekerja diminta untuk menggali lubang untuk sumur
di dekat pohon-pohon jati yang berusia delapan tahun. Seperti penduduk lainnya, para pekerja
juga percaya bahwa tanah Cibening tidak mengandung air, sehingga mereka tidak percaya
ketika mereka menemukan air di kedalaman enam meter. Saat ini Goldteak punya dua sumur
dan dua mata air.

Goldteak sudah membuktikan bahwa dimana pohon bisa hidup maka disitu terdapat air.

Pernyataan FAO;
“Hutan dan pohon memberikan kontribusi yang penting untuk ketersediaan makanan karena
pohon bisa menjaga lingkungan disekitar pertanian. Hutan membuat tanah menjadi stabil, bebas
erosi, menyimpan banyak air dan menjaga temperatur tanah.

Biasanya mayarakat pedesaan memakai kodok atau kecebong untuk mencari tahu apakah air di
dalam sumur bebas racun atau tidak. Apabila di atas air ada serangga atau di sisi kolam ada
berudu atau kodok kecil, maka air itu bersih. Sumur yang berada di dalam perkebunan
Goldteak hanya dimanfaatkan oleh pekerja untuk persediaan air di musim panas. Mereka harus
belajar menyaring air agar bisa dipakai untuk memasak atau minum.
Dalam waktu dekat, Goldteak akan membuat beberapa buah sumur lagi, jadi masyarakat desa
Cibening akan mendapatkan cukup air bersih di waktu musim panas.
“Galilah sumur sebelum kau haus”. (Chinese well)

Categories
Cibening Kunjungan Lapangan

Tumpang Sari; Sayur dan Buah

Goldteak mempunyai pesan 3P; People, Planet dan Profit yang artinya Manusia,
Planet Bumi dan Keuntungan/manfaat. Maksudnya adalah Goldteak selalu
mencari cara terbaik untuk membiayai proyek, sementara meningkatkan
pendapatan pemegang saham serta membangun lingkungan alam. Tumpang sari
adalah salah satu cara bertanan disela-sela pohon induk, bisa menghasilkan tanpa
mengganggu perkebunan.

Tahun ini Goldteak menanam kacang tanah dan kacang hijau untuk waktu
singkat, jahe untuk waktu sedang dan buah naga untuk waktu yang cukup lama
(9 bulan untuk panen pertama). Kacang tanah hanya perlu tiga bulan dan kacang
hijau sekitar 5 bulan untuk panen pertama dan hanya sekali panen. Jahe sedikit
lama, tetapi mudah dipelihara dan semua hasil panen bisa cepat dijual di pasar
tradisional terdekat. Buah Naga bukan buah asli Indonesia, tidak semua orang
suka buah Naga, jadi hasil panen akan dijual ke pasar.

Tumpang sari memerlukan sedikit pemeliharaan, jadi pekerjaan para pekerja
tidak terganggu, karena biasanya yang tumbuh di sela-sela pohon adalah rumput
liar, tapi dengan adanya tanaman tumpang sari maka rumput hanya sedikit yang
tumbuh dan membuat tanah lebih subur.
Tanaman tumpang sari juga membuat pekerja bisa belajar menambah
penghasilan untuk keluarganya. Beberapa diantara mereka yang suka bertani
atau berkebun akan memakai hari liburnya dengan menanam sayur atau
memelihara ayam atau kambing di dekat rumahnya. Sampai sekarang ada tiga
orang pekerja yang sudah melakukan ini, diharapkan di masa mendatang akan
ada lebih banyak pekerja yang punya kebun sayur sendiri untuk membantu
ekonomi keluarga.

“Tidak pernah ada kesalahan di dalam berkebun, yang ada hanya percobaan”.
(Janet Kilburn Phillips)

Categories
Cibening Kunjungan Lapangan

Program PNPM untuk Jalan di desa Cibening

PNPM adalah singkatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat. Biasanya Departemen
Pekerjaan Umum Provinsi yang mengerjakan proyek pembangunan infrastruktur jalan raya
Provinsi atau Kabupaten bahkan Kecamatan sampai daerah kecil lainnya. Tetapi karena tidak
semua daerah memiliki anggaran yang cukup maka PNPM menjembatani antara pemerintah,
pihak swasta dan masyarakat.
Desa Cibening beruntung karena program PNPM masuk desa dan memperbaiki jalan yang
sedang rusak, mulai jalan masuk desa sampai batas perkebunan Goldteak. Dana yang
terhimpun dari pemerintah, pihak swasta yang salah satunya adalah PT Goldteak, serta swadana
dan swadaya masyarakat desa.

Panjang jalan yang diperbaiki kurang lebih empat kilo meter, saat ini sudah hampir selesai. Nanti
setelah perbaikan selesai, masyarakat bisa beraktivitas kembali. Untuk murid-murid SMP dan
SMA, mereka perlu waktu panjang untuk pergi sekolah atau kembali pulang karena mereka
tidak bisa naik kendaraan roda dua ke sekolah yang terletak di desa lain, mereka harus berjalan
kaki sampai ke jalan raya. Sejak jalan rusak, masyarakat juga kesulitan membawa kebutuhan
pokok sehari-hari, mereka harus membawa masuk barang-barang tersebut dengan motor.

Goldteak sangat menghargai para pekerja yang juga turut serta memberikan kontribusi waktu
dan tenaga untuk turut bergotong royong memperbaiki jalan desa.

 

 

Categories
Cibening Kunjungan Lapangan

Listrik masuk desa Cibening

Setelah Indonesia menyatakan Kemerdekaan, Kantor Tenaga Listrik diambil alih oleh Indonesia
yang waktu itu dikuasai oleh Angkatan Bersenjata Jepang. Setelah Itu namanya menjadi
Perusahaan Listrik Negara atau PLN.

Walaupun Indonesia sudah merdeka selama 65 tahun, tetapi desa Cibening belum mendapatkan
listrik. Pemerintah Daerha Sukabumi tidak bisa memasang atau mengalirkan listrik ke desa
Cibening karena letaknya jauh dari jalan raya juga penduduknya tidak banyak, sehingga tidak
ekonomis.

Goldteak sudah berupaya beberapa kali berdiskusi dengan PLN setempat sejak Goldteak hadir
di sana tahun 2005, tetapi akhirnya tahun 2011 PLN setuju untuk memberikan listrik ke desa
Cibening.

Hampir enam tahun, Goldteak mengambil listrik dari desa tetangga dan memakai kabel telpon
untuk menerangi rumah pekerja di kebun. Tapi sekarang hampir semua keluarga di Cibening
sudah mendapatkan listrik. Beberapa diantara mereka memakai listrik untuk penerangan tapi
ada juga untuk usaha. Salah satu pekerja membeli lemari pendingin dan dia menjual es batu
untuk para tetangga. Ada juga yang membeli Televisi dan mereka menyewakan film atau mereka
berkumpul dan karaoke bersama.

Sekolah memakai listrik untuk memutar CD player pelajaran atau untuk memutar musik sambil
berolah raga, sedangkan Mesjid memakai listrik untuk pengeras suara pada saat beribadah.

Listrik telah mengubah Cibening menjadi desa yang hidup, semoga modernisasi bisa
membangun desa Cibening menjadi desa maju dan mandiri secara ekonomi, budaya dan
pendidikan.

Categories
Bumisari Kunjungan Lapangan

Jati Jawa dan Jati Solomon

Perbandingan antara kayu jati lokal Jawa dari Proyek I Bumisari dengan kayu jati Solomon yang ditanam di Proyek II Cibening.

Java & Solomon Teak

Metric conversion

 

[ezfc name=’New form2′ /]

[ezfc name=’New form3′ /]

[ezfc name=’New form4′ /]

×