Pertimbangan Sosial dan Ekologi

80sKepunahan habitat hutan terjadi dalam kurun waktu satu dekade di beberapa daerah di Indonesia. Kepunahan itu termasuk berbagai spesies binatang dan tumbuhan yang tidak terhitung banyaknya.Tidak ada yang suka mendengar atau melihat kehancuran hutan alami, terutama hutan hujan, dengan habitatnya yang unik. Tidak hanya pohon-pohon yang terancam tetapi juga spesies-spesies lain sedang menuju kepunahan. Cukup realistik untuk mengatakan bahwa banyak spesies yang sekarang kita kenal, di masa depan tidak akan lagi dikenali oleh anak-cucu kita. Ancaman sebenarnya terhadap hutan adalah tekanan untuk mengubah lahan hutan untuk kepentingan lain. Perluasan kota, jalan-jalan raya, dan kebutuhan pertanian adalah contoh dari perusakan hutan yang sebenarnya. Ini adalah tindakan yang dapat mengakibatkan kepunahan berbagai macam spesies. Sebuah spesies bunga anggrek dapat punah ketika sebuah bukit diubah fungsinya mejadi padang rumput untuk ternak. Serangga dan hewan pengerat tidak akan dapat diterima di ladang gandum atau kol. Akan tetapi, aktifitas penebangan di sistem hutan yang lestari tidak termasuk perusakan hutan.

Keanekaragaman Makhluk Hidup

12sHutan adalah sumber daya alam yang indah. Berbagai macam burung, serangga dan mamalia dapat hidup di dalam habitat yang berbeda. Pepohonan menyediakan tempat berteduh. Bahkan kulit pohon, dan dedaunan menyediakan sumber pangan untuk beberapa penghuni hutan. Akan tetapi, keanekaragaman makhluk hidup hutan telah menjadi terbatas. Walaupun hal ini baru terjadi dalam kurun waktu 50 tahun terakhir, meluaskan daerah yang dapat mendukung keanekaragaman makhluk hidup adalah salah satu tujuan para ahli lingkungan hidup. Yang terkadang disalahpahami adalah penyebab sebenarnya atas hilangnya keanekaragaman makhluk hidup. Penyebab permanen satu-satunya adalah yang telah disebutkan di atas, yaitu pengubahan lahan untuk kebutuhan manusia. Alam akan dapat memulihkan diri setelah terjadi gangguan seperti kebakaran, letusan gunung berapi, atau aktifitas penebangan. Benih-benih kadang dapat bertahan di dalam habitatnya jika terjadi bencana alam, atau dapat juga meledak dan menyebar. Pada awalnya, lahan yang ditumbuhi tanaman berkembang karena ekspos terhadap cahaya matahari, sampai semak-semak belukar dan pepohonan tumbuh kembali. Foto ini menunjukkan bagaimana sebuah tunggul pohon, setelah aktifitas penebangan, bertindak sebagai ‘tempat tidur’ untuk pepohonan yang akan tumbuh. Dalam kasus ini, kurun waktu yang diperlukan dari waktu pepohonan ditebang sampai waktu diambilnya foto ini adalah 80 tahun. Tanah yang diolah dalam keadaan ini oleh manusia, tidak akan bisa untuk meregenerasi vegetasi alami. Sangat penting untuk dipahami bahwa semua lahan adalah potensial untuk dijadikan hutan, hanya waktu yang dibutuhkan untuk mengubah bebatuan untuk menjadi hutan yang indah. Sebagai contoh, hutan di Rusia dan Kanada yang dulunya merupakan daerah yang tertutup salju dan glasier. Di Alaska, di mana sungai-sungai dan gunung es mulai mencair, anda akan dapat melihat sebuah permulaan kembalinya vegetasi alami.

Tekanan untuk mengubah fungsi lahan sebagian besar disebabkan oleh populasi manusia yang kian bertambah. Lebih banyak rumah yang harus dibangun untuk mencukupi peningkatan populasi. Begitu banyak manusia yang perlu untuk makan, sehingga lebih banyak lahan yang dijadikan lahan pertanian. Bahkan bertambah banyaknya jumlah vegetarian akan menyebabkan bertumbuhnya lebih banyak lahan pertanian homogen.

Kebutuhan akan kertas akan terus bertambah. Beberapa orang percaya bahwa kita harus membuat kertas dari bahan baku jerami atau kapas, tetapi untuk mencapainya kita harus menggunakan lahan untuk menumbuhkannya, maka mengapa tidak menumbuhkan pohon saja. Bahkan daerah yang sedang ditumbuhi pepohonan untuk kebutuhan kertas akan menyediakan habitat yang lebih kaya dibandingkan perkebunan.

Bagaimana kita dapat memerangi tekanan-tekanan yang menyebabkan pengubahan fungsi hutan ? Mudah untuk mengatakan bahwa kita banya perlu untuk mengendalikan pertumbuhan populasi, membuat produksi pertanian lebih intensif, dan merancang kota-kota supaya dapat menampung lebih banyak penduduk. Setelah kita memahami konsep tersebut. Kita perlu untuk mengubah kata-kata menjadi kenyataan.

Ada kesepakatan yang berkembang diantara para ekolog dan para spesialis manajemen sumber daya, bahwa melindungi daerah hutan alami tidak akan pernah cukup untuk melindungi keanekaragaman makhluk hidup. Merangsang tumbuhnya ekosistem yang kaya akan spesies hanyalah salah satu tujuan dari para aktivis lingkungan hidup.

Reboisasi dan Penanaman Lahan Gundul

5sMaksud yang baik dibalik reboisasi adalah untuk membuat area yang mendukung keanekaragaman makhluk hidup, menyetabilkan tanah, mengubah karbon dioksida dari atmosfer menjadi sebuah peresapan karbon, membuat sumber kayu yang dapat diperbaharui untuk material dan keperluan energi, dan untuk mengatur perubahan iklim. Tetapi ini tidak hanya tentang menanam dan melindungi hutan, sebuah strategi reboisasi harus memperhitungkan kebutuhan hidup manusia yang bergantung kepada hutan, dan juga pendorong kesuksesan rencana. Sektor kehutanan akan berefek kepada, dan akan mendapat efek dari, sektor-sektor lain dan interaksi ini juga melibatkan perhitungan-perhitungan. Daya dukung harus juga direncanakan didalam strategi reboisasi yang sukses dan dapat dibuktikan oleh lembaga akreditasi independen.

Yang terpenting, memproduksi hutan harus mendatangkan keuntungan. Kondisi pasar saat ini mendukung rencana penghijauan hutan. Penghijauan kembali mencakup pohon untuk kertas, minyak kelapa, karet dll. Teknik pemanenan dan biaya biasanya menjadi faktor pembatas pada penanaman monokultur. Monokultur tidak diuntungkan. Mereka tidak menyediakan keanekaragaman makhluk hidup. Pemanenan dengan cara tebang habis dapat menyebabkan erosi dan menghabiskan kandungan nutrisi yang biasanya dipelihara oleh proses pembusukan alami. Di masa depan, tingkat pertumbuhan reboisasi akan berkurang. Kebutuhan yang bergantung pada hasil hutan akan digantikan oleh hasil pertanian. Mereka juga akan kehilangan hasil hutan yang biasa digunakan oleh mereka.

Saat ini, salah satu pendukung untuk penanaman hutan kembali adalah untuk mendapatkan ‘carbon credits’, dibawah perjanjian Perjanjian Kyoto. Jadi penanaman pohon tidak hanya diuntungkan oleh komunitas internasional atas jasa dalam melindungi lingkungan hidup, tetapi juga untuk penyesuaian carbon credit atau untuk mengimbangi emisi karbon dioksida.

Teori moderen penanaman pohon juga telah berubah. Seperti yang telah tertulis di “A Revised Strategy for the World Bank”, Juli 2001, adalah “.. untuk mengintegrasikan hutan dengan hutan-agro dan aktifitas usaha kecil menjadi pembangunan kota kecil..”.

GoldTeak

poster_bProyek GoldTeak harus mengadopsi pendekatan di atas.Tujuan kami adalah peningkatan kualitas hidup penduduk lokal, yang sebagian besar miskin dan sangat tergantung pada hasil tanah. Rencana kami akan memajukan komunitas lokal manajemen hutan dan argo-hutan. Dengan mengikutsertakan populasi penduduk lokal, mereka akan belajar tentang kehutanan dan dalam waktu yang sama mengijinkan mereka untuk menanam untuk kebutuhan mereka sendiri. Kami berharap dapat menginspirasikan penduduk lokal untuk bangga terhadap hasil kerja mereka dengan cara menjadikan mereka komponen yang penting dalam kesuksesan program GoldTeak dan dengan demikian mereka akan dapat meningkatkan pendapatan mereka.

Metode pembabatan tanaman, penanaman benih, perlindungan, dan pemanenan akan merefleksikan keinginan kita untuk menjaga kelestarian hutan sebaik-baiknya. Pekerjaan kita akan menjadi sesuatu yang berbeda dengan yang lain. Kami menyadari bahwa proyek GoldTeak tidak dapat secara penuh menggantikan fungsi hutan hujan dengan keanekaragaman spesiesnya, tetapi jati yang dihasilkan merepresentasikan sebuah sumber alternatif untuk bahan baku yang sangat tinggi permintaannya. Dengan cara ini kami berharap dapat melindungi hutan alami dan dengan waktu yang sama menciptakan daya dukung ekologis terhadap kayu tropis, sebuah habitat untuk flora dan fauna. Pekerjaan ini juga harus aman secara ekonomis untuk menjadikan hutan buatan ini bertahan lama.

chessboardLogo GoldTeak telah mengadopsikan pola papan catur. Ini merefleksikan efek visual yang dihasilkan oleh penyisaan sebagian lahan untuk digunakan sebagai lahan pertanian (kotak hitam di papan) dan menggunakan lahan lainnya untuk menanam kayu jati emas (kotak hijau). Ini menjadi simbol dari kebijakan GoldTeak untuk mendukung keanekaragaman makhluk hidup di daerah itu dengan melalui perencanaan yang menyeluruh untuk meminimasi dampaknya pada lingkungan sekitar.

Cara lain untuk menangani masalah peruaskan hutan adalah melalui simpati dari konsumen. Kalau konsumen dapat diyakinkan untuk selalu membeli produk sebagai hasil dari sumber daya yang lestari, dibuktikan oleh sertifikat, maka hal ini akan menghentikan penebangan kayu di hutan yang masih asli.

Tujuan GoldTeak adalah untuk diakreditasikan oleh Forest Stewardship Council (FSC). Untuk melakukan ini kita harus dapat membuktikan bahwa kita menjalankan pemgembangan yang mendukung kelestarian. Ini berarti pengembangan yang dapat memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa mempengaruhi kemampuan generasi di masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Semua operasi harus dapat menyamakan performa output yang sama levelnya dengan keadaan sebelumnya. Tetapi, hal ini tidak berarti mempunyai nilai keuntungan ekonomi yang sama; tetapi juga berarti mempunyai daya dukung terhadap lingkungan dan sosial.

Untuk GoldTeak, ini berarti kita harus melindungi sumber daya kita, tanah, nutrisi dll, dan menarik perhatian komunitas lokal.

Kalau kita dapat sukses meraih akreditasi, hal itu akan mengijinkan kayu kita supaya bisa mendapat sertifikat. Sertifikat ini mengikuti proses yang standard sehingga konsumen dapat menjadi yakin bahwa produk yang mereka beli adalah produk yang mendukung kelestarian alam.

Penanaman GoldTeak harus dibangun untuk bisa sesuai dengan persepsi manajemen hutan yang lestari, dengan harapan dapat mendapat sertifikat untuk pasar ekspor dan meningkatkan kebutuhan politik nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Metric conversion

 

[ezfc name=’New form2′ /]

[ezfc name=’New form3′ /]

[ezfc name=’New form4′ /]

×