Categories
Pengembangan GoldTeak

Cerita Pohon Jati

Ini adalah tulisan yang dikirim oleh Pera Safitri, murid kelas 5 SD Cibeureum untuk lomba menulis yang diadakan oleh PT Goldteak di akhir tahun 2021. Tema yang diangkat adalah tentang Penghijauan di desa Cibening dan Kesehatan Keluarga. Tema ini diambil karena saat ini para murid sedang mengalami masa pandemi Covid-19 dan mereka harus belajar dan bermain di rumah.

Selain itu SD Cibeureum beserta warga desa Cibening turut mendukung PT Gold Teak yang akan menghadiri KTT PBB COP26 tentang Perubahan Cuaca pada awal November tahun ini. Bukan saja warga desa tetapi juga para murid dan anak-anak desa lainnya bersemangat untuk ikut serta meramaikan acara khusus ini.

PT Gold Teak bekerjasama dengan SD Cibeureum mengadakan lomba mengarang dan menggambar. Para murid yang berminat mengirim haasil gambar dan tulisannya ke PT Gold Teak untuk dinilai dan akan ditentukan pemenangnya pada bulan November ini.

Murid sekolah saat ini sudah mengerti tentang program penghijauan desa, karena masa depan mereka tergantung kepada pohon-pohon yang mereka tanam dan lingkungan yang mereka jaga termasuk juga kesehatan warga desanya.

Judul: Cerita Pohon Jati

Karya: Pera Safitri

Kelas 5

Aku terbangun, sinar matahari tepat menyinari wajahku. Kicauan burung terdengar merdu di telingaku, “Selamat pagi, bu Jati,” kata burng Kakaktua. “Selamat pagi juga,” kataku sambil tersenyum. Setiap pagi memang banyak burung yang bertengger di dahanku.

Aku sangat senang, karena aku bisa bercanda dengan mereka. Aku telah lama mengenal mereka, sejak aku tumbuh belasan tahun yang lalu. Aku bingung melihat ada burung yang tak biasa bertengger di dahanku.

“ Mengapa ramai sekali pagi ini?”, tanyaku heran.

“Oh, mereka berasal dari lereng gunung. Mereka pindah ke sini karena peopohonan di lereng gunung banyak ditebangi,” seru burung Kakatua.

“Siapa yang tega menebang pohon di lereng gunung ?”, tanyaku heran.

“Manusiaserakah itu pelakunya! Mereka menebang pohon untuk menambah kekayaan mereka.”seru burung Kakatua.

Aku sangat sedih mendengarnya, tidak tahukah mereka bahwa hutan yang ada di lereng gunung dilindungi! Tak tahukah mereka bahwa pepohonan sangat berguna bagi mereka? Padahal pepohonan telah melindungi mereka dari banjir serta tanah longsor. Selain itu pepohonan juga menyediakan oksigen bagi manusia agar tetap tersedia.

Aku melihat sekelilingku, hewan-hewan dan burung-burung dan sesekali berbisik antara yang satu dengan yang lain.

Aku sangat penasaran, aku coba bertanya, tetapi tidak ada yang mau jujur padaku. Sebenarnya aku sangat penasaran, tetapi aku tidak dapat memaksa mereka.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah belakangku. “Ayo kita harus jujur! Teriak kelinci dari arah belakangku”.

“Tidak ada gunanya kita jujur, tak ada yang dapat kita lakukan!”, seru Rusa balas teriak.

“Kalau kalian tidak mau jujur, kalian akan menyesal nanti,” seru kelinci.

“Ya aku setuju,”seru para  semut. “ Sudah jangan bertengkar!,” kataku sambil melerai pertengkaran mereka. Untunglah mereka tidak melanjutkan pertengkaran tersebut.

Setelah suasana tenang, salah satu kelinci mengatakan sesuatu padaku. Sebenarnya para penebang itu hanya ingin menebang phon Jati saja, kata kelinci tersebut.

“Kami tidak mau engkau ditebang, bu Jati!” seru para semut. “Terima kasih, kalian mau jujur padaku,” aku mencoba tersenyum walaupun hatiku sedih. Aku tidak ingin ditebang, tapi mau bagaimana lagi, aku tak dapat berpindah dan bersembunyi seperti para binatang.Aku tak ingin berpisah pada hewan-hewan yang telah lama menemaniku. Tak pernah terbayang olehku, aku ditebang dan diperjualbelikan.

Beberapa lama kemudian terdengar suara burung Kakatua memecahkan keheningan. “Ayo  kita pikirkan cara menyelamatkan bu Jati!”. “Bu Jati sangat berarti bagi kita semua, jadi kita harus membantunya!” seru burung Kakatua.

“Kita dapat bekerja sama”, kata kelinci. “Kami juga membantu,” kata hewan yang lain. Seluruh hewan-hewan di hutan pun berkumpuldan membuat sebuah rencana. Aku melihatnya dengan perasaan terharu sampai meneteskan air mata.

Tak lama kemudian terdengar suara langkah para penebang kayu. Hewan sudah bersiap-siap di sekelilingku. Saat penebang itu datang para para kelelawar beterbangan. Para penebang jadi bingung, para penebang sibuk mengusir kelelawar yang beterbangan hingga tidak berhati-hati dan masuk ke dalam lubang yang dibuat oleh para kelinci, para semut pun tidak mau kalah, para semut menggigit manusia dan mengatakan“Awas polisi hutan datang!. Para penebang itu panik dan menyelamatkan diri. Para penebang itu lari tunggang langgang dari hutandan tidak jadi menebang pohon jati lagi. Hewan-hewan bersorak sorai kegirangan kerena telah berhasil mengusir para penebang itu. Akupun tersenyum senang.

Categories
Pengembangan GoldTeak

Belajar di Sekolah

Semua murid sudah tidak sabar menunggu untuk belajar kembali di sekolah. Sudah hampir satu tahun setengah mereka belajar di rumah dengan cara daring. Seminggu tiga kali mereka bertemu dengan guru melalui internet. Tidak semua murid memiliki telepon seluler dengan sistem Android, jadi mereka yang mempunyai telpon selular akan meminjamkan telponnya kepada teman yang tidak mempunyai, mereka bergantian.

Para guru menyiapkan materi pelajaran yang akan dilakukan melalui daring, pekerjaan ini tidak mudah tentunya bagi para guru di desa mengajar dengan bantuan teknologi. Bagi mereka tatap muka adalah cara terbaik untuk belajar mengajar, tetapi saat ini tidak ada pilihan bagi mereka untuk memakai teknologi di dalam mengajar. Persiapan yang maksimal agar murid-murid bisa belajar juga dengan maksimal.

Penyampaian materi harus sesuai dengan yang diharapkan oleh modul dan kurikulum sekolah. Bagi para murid sekarang belajar artinya tidak selalu di sekolah tetapi dimana saja ketika terjadi proses penyampaian ilmu pengetahuan.

Sambil menunggu sekolah dibuka kembali, murid-murid tetap belajar di rumah sambil bermain dan mengerjakan kegiatan daur ulang dan memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang yang berguna. Sambil bermain mereka mencari dan mengumpulkan biji-bijian yang tersebar di tanah serta mengumpulkan daun Jati yang kering untuk dijadikan prakarya.

Semangat para murid dan semangat para guru membuat suasana menjadi gembira.

“Belajar adalah harta karun yang akan mengikuti pemiliknya kemanapun” (Pepatah China)

Categories
Pengembangan GoldTeak

Menanam Pohon

Pendidikan tentang alam lingkungan perlu dikenalkan sejak usia dini, dimulai dengan mengumpulkan biji tanaman yang mudah didapat di lingkungan sekolah atau rumah, seperti biji bunga, biji buah atau biji dari bumbu-bumbu yang ada di dapur seperti biji cabai, biji tomat, biji mentimun. Ada pepatah yang mengatakan “kecil menanam dewasa memanen”.

Kegiatan menanam hendaknya dijadikan kebiasaan sejak kecil, agar anak-anak tahu bahwa menanam adalah bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Sekolah dan keluarga hanya perlu membimbing dan mengarahkan, biji atau bibit apa yang mereka temukan, kapan mereka akan menanamnya dan dimana mereka akan menanamnya.

Menanam tidak perlu kebun, tetapi menanam dan berkebun adalah kegiatan yang bisa dilakukan oleh siapa saja, tua muda, di desa atau di kota.

PT Gold Teak kembali memberikan bibit pohon buah dan bibit pohon keras kepada murid-murid SD Cibeureum untuk ditanam di sekitar pinggir sungai Cibening.

Harimu bukan dinilai dari panennya, tetapi dari benih yang kau tanam”. (Pepatah Afrika)

Categories
Pengembangan GoldTeak

Desaku Hijau Karna ada Kebun Jati

 (Kompetisi Mengarang)

Judul: Desaku Hijau Karna ada Kebun Jati

Di sebuah kampung mempunyai banyak rumah, yang sangat terpandang melihat sebuah kebun Jati dan kebun Jabon dan juga pohon-pohon yang lainnya selain kebun Jati.

Lalu ada jalan yang panjang … dan jauh menuju kebun Jati, jadi orang- orang yang ada di kampung ini sangat senang melihat kebun Jati yang sangat indah.

Di suatu hari, aku pergi ke tempat Kebun Jati itu, jalannya sangat jauh … tapi tidak terasa capek karna sudah biasa main ke kebun Jati itu sama teman-teman yang mau ikut bermain. Aku dan teman-teman memandang kebun Jati sambil makan bersama.

Disitulah merasa gembira main Bersama-sama dari pagi sampai sore. Disitulah keindahan kebun Jati yang sangat sejuk dan teduh.

Jadi orang-orang yang pernah main ke kebun Jati ini merasakan nyaman dan tentram. Siapakah orang yang belum pernah bermain ke kebun Jati ini boleh mencobanya supaya tau keadaannya.

Nah inilah kebun Jati yang ada di kampungku.

( Liman Saputra, SD Cibeureum, kelas 3, terjemahan bebas oleh Team Goldteak)

Categories
Pengembangan GoldTeak

Bermain di Sawah

Setiap musim panen, masyarakat desa selalu gembira. Bukan saja para pemilik sawah atau penggarap sawah, tetapi anak-anak desa juga merasakan kegembiraan.

Pagi atau sore ketika matahari belum tinggi dan sebelum matahari turun, anak-anak akan pergi ke sawah. Tanah sawah yang kering menjadi arena bermain anak-anak, bermain bola, voli, engkle, benteng atau bermain layangan.

Permainan tidak mengenal gender, tetapi anak laki-laki dan anak perempuan punya permainan kesukaan masing-masing, terkadang mereka juga bisa bermain bersama seperti petak umpet, bakiak, egrang atau lompat tali karet..

Pada saat pandemi Covid-19, anak-anak jarang sekali berkumpul untuk bermain, mereka hanya bisa bermain di sekitar rumah atau di halaman sekolah. Para orang tua tidak lupa mengingatkan mereka untuk memakai masker apabila bermain di luar.  Anak-anak desa Cibening tetap gembira belajar di rumah walaupun mereka rindu bermain di sawah.

Categories
Pengembangan GoldTeak

Senang Belajar di Rumah

Sudah lebih setahun, murid-murid SD Cibeureum belajar di rumah. Mereka jarang sekali belajar di Sekolah, hanya untuk keperluan ulangan atau ujian mereka ke Sekolah.

Hampir setiap hari mereka belajar sendiri, dengan saudara atau dengan beberapa teman di rumah. Mereka mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh guru bersama-sama.

Mereka hampir tidak pernah bermain bersama-sama seperti sebelum ada pandemi Covid-19. Kalau mereka bermain bola atau bermain bola voli hanya dengan beberapa teman saja. Mereka lebih sering membaca buku atau menonton televisi di rumah dengan teman atau dengan tetangga.

Kebiasaan baru untuk menjaga jarak ketika bertemu, sering untuk mencuci tangan dan selalu memakai masker ketika ke luar rumah sudah tidak menjadi sesuatu yang berbeda. Orang tua, dewasa atau anakanak, semua warga Cibening mengikuti protokol kesehatan. Sampai hari ini, belum ada warga yang terjangkit Covid-19.

Categories
Pengembangan GoldTeak

Buku Cerita Dongeng

Selama tahun terakhir ketika sebagian besar negara mengalami periode pengurungan dan orang-orang harus membatasi waktu mereka dihabiskan di luar, buku telah terbukti menjadi alat yang ampuh untuk memerangi isolasi, memperkuat ikatan antar manusia, memperluas wawasan kita, sekaligus merangsang pikiran dan kreativitas kita. Di beberapa negara, jumlah buku yang dibaca meningkat dua kali lipat.

Pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih dari setahun, murid-murid SD Cibeurem tidak belajar di sekolah tetapi di rumah masing-masing, bertemu dengan guru dengan cara daring. Murid-murid mudah merasa bosan, dan mereka juga tidak boleh sering berkumpul dengan teman-teman di luar rumah.

Untuk membantu para murid agar tidak bosan dan tetap bersemangat, Goldteak memberi donasi buku-buku bacaan cerita dan pengetahuan. Mereka membaca bergiliran dan tetap dipantau oleh guru. Mereka juga diberikan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan alam sekitar, mencintai lingkungan dengan menanam pohon dan membersihkan lingkungan agar bebas polusi sampah disekitar rumah mereka.

“ Dongeng lebih dari nyata, bukan karena dongeng memberi tahu kita bahwa naga itu ada, tetapi karena dongeng memberi tahu kita bahwa naga bisa ditaklukkan.” (Neil Gaiman)

 

Categories
Pengembangan GoldTeak

Mari Menanam Pohon

Selama pandemi Covid-19, siswa harus belajar di rumah, kegiatan di luar rumah lebih sedikit, untuk mendukung kegiatan belajar para siswa, Goldteak menyumbang beberapa jenis bibit: bibit Alpukat, bibit Durian, bibit Jambu Air / Euginia Javanica, bibit Tomat, bibit Merah merica, bibit Nangka dan bibit Bisbul / Apel beludru (pohon buah langka di Indonesia).

Bibit dibagi kepada beberapa siswa yang rumahnya memiliki halaman, kemudian dibantu oleh guru mereka memilih bibit dan menanamnya bersama. Untuk siswa yang tidak memiliki halaman, mereka boleh menanam bibit itu di halaman sekolah.  Mereka akan membuat catatan tentang tanaman: nama tanaman, cara tumbuh, cara merawat tanaman, pupuk apa yang dibutuhkan, kapan tanaman itu akan berbuah, apakah pohon itu berbatang besar, pohon apa yang punya nilai ekonomis.

Siswa akan belajar tentang pohon dan mengapa kita membutuhkan pohon. Orang membutuhkan pohon tidak hanya untuk bunga, buah, daun, akar, batang bahkan kulit kayunya tetapi juga orang membutuhkan pohon karena pohon menghasilkan oksigen dan menyimpan air. Para siswa juga akan belajar bagaimana menyeimbangkan ekologi dan lingkungan, pepohonan dapat membuat bumi lebih hijau dan juga manusia yang lebih sehat.

Categories
Pengembangan GoldTeak

Piala untuk Murid Berbakat

Sejak pandemi Covid-19 tahun lalu, pemerintah mengubah cara belajar mengajar, tidak lagi hadir di sekolah tetapi belajar secara daring dari rumah masing-masing. Program pembelajaran dengan tatap muka secara daring tidak lah mudah, para murid harus memiliki perangkat telepon selular cerdas yang memiliki aplikasi Pembelajaran Daring. Guru akan membagi murid-murid menjadi berkelompok, sehingga kegiatan tatap muka bisa bergantian. Kegiatan ini dilakukan dua kali dalam seminggu, tiga hari yang lain murid belajar mandiri di rumah masing-masing dengan modul pembelajaran yang disesuaikan.

Sudah hampir setahun kegiatan ini dilakukan, banyak kendala yang dihadapi oleh para guru dan para murid, tetapi mereka semua tetap bersemangat belajar.

Kegiatan pembelajaran di luar sekolah, seperti kegiatan olah raga, kegiatan pramuka dan kegiatan lomba antar sekolah tidak bisa lagi dilakukan. Para murid tidak bisa mengikuti lomba kecerdasan di Kecamatan atau di Kabupaten, mereka merasa kehilangan kesempatan berkompetisi. Seandainya tidak ada pandemi Covid-19, tentu tahun lalu mereka bisa menambah jumlah piala yang berjejer di atas lemari di ruangan Kepala Sekolah.

Tahun ini Goldteak mengadakan lomba menggambar & melukis serta mengarang, semua murid boleh mengikuti lomba ini. Tema yang dipilih adalah tentang desa Cibening yang hijau, belajar di rumah dan warga desa yang sehat.

Categories
Pengembangan GoldTeak

Lomba Menggambar

Hujan turun setiap hari di desa Cibening, hujan rintik dan hujan lebat turun pagi, siang dan malam. Udara segar dan dingin, membuat setiap orang malas ke luar rumah. Anak-anak desa Cibening belajar dan bermain bersama keluarganya di rumah juga, mereka tidak ke luar rumah bukan saja karena sedang pandemi tetapi karena hujan. Beberapa siswa kelas satu dan dua sedang sibuk mengikuti lomba menggambar, mereka membuat gambar-gambar dengan tema berbeda.

Desa Cibening adalah desa kecil yang dikelilingi persawahan, singkong dan perkebunan Jati. Setiap keluarga tinggal di rumah bambu atau kayu kecil, beberapa diantaranya memiliki rumah bata. Mereka memasak makanan mereka di dapur tradisional mereka, menggunakan kompor tanah liat. Menu masakan mereka hampir sama setiap hari, untuk sarapan, makan siang atau makan malam. Mereka selalu menyediakan nasi dengan lauk ikan, telur atau tahu dan tempe dengan sayur yang mereka petik dari halaman.

Saat ini hampir tidak ada lagi anak-anak yang kurang gizi, karena pemerintah daerah mengirim seorang bidan atau petugas kesehatan untuk memberi penyuluhan dan memeriksa ibu hamil dan balita (bayi sampai dengan umur lima tahun). Mereka memberi jadwal imunisasi atau vaksinasi kepada anak-anak balita.

Metric conversion

 

[ezfc name=’New form2′ /]

[ezfc name=’New form3′ /]

[ezfc name=’New form4′ /]

×