Categories
Pengembangan GoldTeak

Perlombaan Kepramukaan

Tahun ini SD Cibeureum mengirim beberapa orang siswi dan 2 orang guru untuk mengikuti perlombaan Pramuka di Kabupaten Sukabumi Kota. Hampir setiap hari Sabtu, murid-murid selalu berlatih berbagai macam kegiatan kepramukaan, ada Semaphore memakai bendera untuk mengirim sinyal, Morse untuk berkomunikasi, memasang Tenda atau membuat Tandu dari bambu dan tali.

Kali ini murid-murid kelas 2 dan 3 yang mengikuti perlombaan itu, mereka percaya diri dan memperlihatkan bahwa mereka terampil memakai bendera dan mengikat tali temali untuk merangkai tandu bambu serta baris berbaris.
Sangat disayangkan kali ini para siswa tidak ikut berpartisipasi, mereka sedang disiapkan untuk mengikuti perlombaan ilmu pengetahuan dan matematika.

Semua merasa senang dan bangga ketika para siswi datang membawa 3 buah penghargaan. Awal tahun ajaran akan membuat para siswa lebih bersemangat untuk belajar dan berlatih lebih giat lagi.

“Seorang Pramuka selalu tersenyum dan bersiul dalam susah dan senang”. (Robert Baden-Powell)

Categories
Expanding Gold Teak

Scouting Competition

This year SD Cibeureum sent several female students and 2 teachers to take part in the Scouting Competition in Sukabumi District.
Almost every Saturday, students always practice a variety of scouting activities, there were Semaphores using flags to send signals, Morse to communicate, put up tents or make Stretchers of bamboo and ropes.
This time the 2nd and 3rd grade students who took part in the competition, they were confident and showed that they were skilled in using flags and tied ropes to assemble bamboo stretchers and marching rows.
Unfortunately this time the male students did not participate, they were being prepared to take part in the science and math competition.
All felt happy and proud when the students came with 3 awards. The beginning of the school year will make students more eager to learn and practice even harder.
“A scout smiles and whistles under all circumstances” (Robert Baden-Powell)

Categories
Cibening Kunjungan Lapangan

Pohon Jati di Musim Kemarau

Tahun ini musim panas mulai akhir April atau awal Mei, puncak musim Kemarau terjadi dibulan Agustus dan September. Dibeberapa tempat di Indonesia sudah terjadi kekeringan dan kekurangan debit air, hampir tidak pernah hujan selama bulan Juli.
Di desa Cibening, air sumur sudah berkurang, cukup untuk mandi dan cuci saja. Untuk memasak mereka harus mengambil air bersih dari sumber mata air di desa tetangga.
Kebun Goldteak masih mempunyai mata air dan sumur yang bisa dipakai untuk cuci mandi, untuk air minum, Zaini, manajer kebun membawa air minum dari desa Cicurug.
Musim Kemarau selalu lebih panjang di desa Cibening, tetapi masyarakat sudah biasa mengatasi masalah air.
Pohon Jati nampak mulai meranggas, tanah kebun hampir tertutup rapat dengan daun kering berwarna coklat. Hanya di beberapa tempat yang masih kelihatan lebih hijau. Alam memiliki pola dan hukum sendiri, ketika musim datang alam dan isinya akan mengikuti dan menyesuaikan.

“Iklim adalah apa yang kita harapkan, cuaca adalah apa yang kita dapatkan.” (Mark Twain)

Categories
Cibening News From The Field

Teaks in Drought Season

This year the summer starts from late April or early May, the Drought season will be in August and September. In several places in Indonesia there has been a drought and lack of water discharge, almost never raining during July.

In Cibening village, well water has been reduced, enough for bathing and washing. For cooking they must take clean water from a spring in other village.
Goldteak plantation still has springs and wells that can be used for washing and bathing, for drinking water, Zaini, the site manager brings drinking water from Cicurug village.
The dry season is always longer in Cibening village, but people are used to overcoming water problems.

Teak trees appear to have begun to molt, the soil is covered by dry leaves. Goldteak plantation still looks green on the hill. Nature has its own law, when the season comes the nature will follow and adjust.

“ Climate is what we expect, weather is what we get.” (Mark Twain)

 

Categories
Pengembangan GoldTeak

Gender & Persamaan Hak

Anak laki-laki dan anak perempuan yang masih Sekolah Dasar biasanya mereka membuat kelompok berbeda, tetapi di desa Cibening, mereka sering bermain bersama.
Perbedaan jenis kelamin atau gender tidak pernah menjadi masalah yang menyebabkan mereka harus bermain atau belajar terpisah. Mereka akan berada di tempat terpisah pada saat berbaris atau beribadah.
Untuk olah raga, mereka juga tidak membatasi atau membeda-bedakan antara permainan anak laki-laki atau anak perempuan. Bola kaki, bola voli dan sepak takraw bisa juga dimainkan oleh anak perempuan.
Sedikit perbedaan antara mereka adalah, ketika anak-anak perempuan lebih sering berada di rumah, tetapi anak laki-laki lebih sering menjelajah ke kampung tetangga untuk mencari teman dan beradu layangan atau sepak bola.
Kebanyakan guru-guru tidak dilatih bagaimana anak-anak perempuan dan anak laki-laki belajar secara berbeda. (Michael Gurian)

Categories
Expanding Gold Teak

Gender & Equality of rights

Boys and girls who study at Elementary school usually make different groups, but in Cibening
village mostly they play and study together.
Different gender never makes any problem with them, they should not be separated in all school activities. They will be in the same group when they are in line of march or praying.
At school, girls can play Football or Volley Ball or even Sepak Takraw as well as the boys. The school teach about the gender and equality of rights since the children in the first grade.
But there is little difference among them, when the girls like to stay home with their mother or their sisters, they boys like to explore new places behind the hill or to go to villages around their village. They make friends and look for opponents to play football or kites.
“Most teachers are not trained in how boys and girls learn differently”. (Michael Gurian)

  

Categories
Pengembangan GoldTeak

Anak-anak dan Alam Sekitar

Desa Cibening di kelilingi oleh bukit dan dataran, bukit yang ditutupi oleh kebun Jati dan dataran ditutupi oleh sawah dan kebun singkong. Ketika melalui jalan masuk ke desa kita di beri pemandangan sawah dan kebun singkong, nampak hijau dan sedikit menguning karena ada ilalang diantara sawah dan kebun singkong. Biasanya ketika panen selesai, anak-anak bermain bola dan bermain layangan di tanah kering itu.

Ada jembatan kecil diatas sungai yang tidak terlalu lebar. Musim panas yang sudah mulai membuat air sungai menyurut dan sungai menjadi dangkal. Sungai yang dipenuhi batu tidak menampakkan adanya ikan. Ikan hanya ditemui ketika musim hujan dan air melimpah. Bagi anak laki-laki desa Cibening, sungai dengan air yang melimpah adalah kolam renang, hampir setiap sore setelah pulang dari Madrasah mereka berenang di sana.

Masyarakat desa Cibening sangat sederhana, bangunan rumah dengan halaman di sekeliling rumah mendominasi, Pohon buah dan tanaman obat biasanya ditanam juga sebagai obat herbal untuk pengobatan tradisional.

Kambing, ayam dan bebek banyak dipelihara, ketika anak laki-laki mencari rumput untuk makanan kambing, anak-anak perempuan biasanya lebih sering membantu memberi makan ayam dan bebek.

Categories
Expanding Gold Teak

Children and the Nature

Cibening village is surrounded by hills and plains, the hills are covered by Teaks and the plains are covered by rice and cassava. All the way to the village, there are cassava and rice fields on both sides, looks green. When the rainy season ends, the weeds and the grass look yellow and brown. Usually when the harvest is over, children play ball and play kites on the dry fields.

There is a small bridge over a river that is not too wide. When the Summer comes, only stones are on the ground, it has no water and no fish. We can find fish when River has plenty of water during rainy season.
The villagers live in simple houses, the wall has half concrete and half bamboo. They plant fruit trees and herbal plants at their yards. They mostly use herbal plants instead of medicine.

Goats, chickens and ducks are much nurtured, when boys are looking for grass, girls are often more likely to help feed the chickens and ducks.

   

Categories
Bumisari Kunjungan Lapangan

Jati lokal di Bumisari

Jati adalah tanaman penghasil kayu bermutu tinggi, pohon besar dan berbatang lurus. Tinggi bisa mencapai 30 – 40 meter, berdaun lebar dan bisa tumbuh di ketinggian 700 meter Diatas Permukaan Laut. Karena pertumbuhan yang lambat dan germinasi yang rendah, sehingga pasar selalu tidak pernah mencukupi kebutuhan industri. Beberapa alternatif untuk membantu pengembang biakan yang cepat selain dengan biji bisa juga dengan cara kultur jaringan. Tetapi kebun rakyat biasanya memakai cara tradisional yaitu dengan budidaya biji.

Goldteak menanam Jati lokal di desa Bumisari diatas lahan 2 Ha. Pohon Jati tumbuh cukup baik diatas tanah sawah. Perawatan berkala dengan membersihkan gulma dan pemberian pupuk serta insektisida pada awal pertumbuhan membuat pohon bertahan dari serangan hama. Karena masih berumur 11 tahun, pohon Jati di Bumisari belum siap ditebang.

Categories
Bumisari News From The Field

Local Teak in Bumisari

Teak is a high quality timber plant, big tree and straight trunk. High can reach 30 – 40 meters, leaf width and can grows on the ground 700 meters above sea level. Because of the slow growth and low germination, so the market always never meet the needs of the industry. Some alternatives to respond the big demand of industry, people try to grow Teaks by Tissue Culture.

Goldteak planted a local Teak in Bumisari village on a 2 Ha land. Teak trees grow quite well above paddy fields. Periodic maintenance by fertilizing and giving insecticides at the beginning of growth keeps the trees free from pests. The Teaks in Bumisari are already 11 years old, still young and not ready to be harvested.

Metric conversion

 

[ezfc name=’New form2′ /]

[ezfc name=’New form3′ /]

[ezfc name=’New form4′ /]

×