SD Cibeureum tidak mempunyai halaman yang luas, murid-murid bermain dan berolah raga di halaman yang sama. Mereka melakukan bergantian, berolah raga dengan guru atau bermain Sepak Bola, Sepak Takraw atau Voli, di waktu sekolah atau di luar waktu sekolah.
Hampir setiap hari murid-murid dan anak-anak desa Cibening lainnya bermain bersama. Karena itu bola-bola yang diberi oleh Goldteak tidak bertahan lama. Saat ini dua bola sepak dan dua bola voli diberikan lagi kepada sekolah agar murid-murid dan anak-anak lainnya bisa tetap berlatih dan bermain.
Peribahasa “dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”, tepat sekali untuk tumbuh kembang anak-anak sekolah dasar. Mereka harus diberikan kesempatan untuk tumbuh kembang seimbang dan sempurna, selain kecerdasan, keterampilan tetapi juga olah tubuh agar sehat jasmani dan rohani.
Author: Herawati Dewi
New Balls for School
SD Cibeureum does not have a large yard, students play and exercise on the same yard. They take turns, using the yard, work out with teachers or play with friends.
Almost every day the students and other children of Cibening village play together. Therefore, the balls that Goldteak gave, did not last long. Last month, Goldteak gave four balls again for Football and Volley, so they can keep practicing and playing together.
Proverb “a healthy mind in a healthy body“, precisely for the growth of school children. They should be given the opportunity to grow balanced and perfect for their physical and intelligence as well.
Perlu Bola Baru
Tahun lalu Goldteak memberi beberapa buah bola untuk Sepak Takraw, Volley dan Sepakbola. Saat ini kondisi bola-bola itu sudah rusak dan mereka perlu bola baru.
SD Cibeureum tidak memiliki halaman yang luas, murid-murid selalu bergantian memakai halaman itu, hari ini mereka berman Volley mungkin besok mereka bermain Sepak bola atau Sepak takraw.
Suara teriakan murid-murid yang bermain seringkali bercampur suara gaduh para tetangga yang menonton permainan mereka. Tanpa pakaian khusus olah raga atau sepatu olah raga, kadang-kadang tanpa sepatu, mereka juga hanya memakai bambu untuk garis pembatas dan net untuk Volley dan Sepak takraw. Dan untuk Sepak bola mereka memakai net goal dari tali rapia.
Sedikit mengejutkan ketika mendengar bahwa murid-murid perempuan juga tertarik dan bermain Sepakbola, selain bermain Volley. Mereka tidak melihat ada perbedaan gender di dalam permainan atau olah raga, untuk mereka permainan adalah sehat, melatih kecerdasan dan strategi juga sportivitas.
Need New Balls
Last year, Goldteak gave several balls for Volley, Football and Sepak takraw. The balls have been using by students almost everyday. The balls are all broken and torn now, they need new balls.
SD Cibeureum does not have a large yard, students always take turns using the it, When they play Football today they will play Volley or Sepak takraw tomorrow.
Children and the neighbor are very noisy watching the students play in front of the school. Students play the games without wearing the sport wear, they still use school uniform and they put off their shoes. They use net and bamboo for lines for Volley and Sepak takraw. For Football they use plastic rope net for goal.
Little surprise to hear that female students are interested playing football, usually they play Volley and the male students play Football and Sepak takraw.
They do not see any gender differences in games or sports, for them sports make them healthy, happy, and they also practice how to be sportive.
Bulan Februari hujan masih turun hampir setiap hari, jalan menuju desa Cibening sudah lebih baik setelah dibetulkan dengan dana dari Pemerintah Daerah.
Air hujan juga menggerus tanah dan batu-batuan di jalan menuju kebun dan di dalam kebun Goldteak. Jalan menuju kebun menjadi licin dan sulit mencapai bukit.
Setelah membantu warga desa membetulkan jalan desa yang rusak, kini para pekerja membetulkan jalan di kebun. Mereka mulai dengan mengambil batu di atas bukit, kemudian mereka pecah menjadi batu kecil-kecil kemudian mereka sebar batu-batu itu diatas jalan yang gundul, supaya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua atau roda empat.
Para pekerja juga membuat siring-siring dari batu dan bambu untuk menahan sisi jalan dari air hujan yg masih turun. Selain bambu, tanaman yang bisa menahan erosi adalah rumput vetifer atau akar wangi, juga tanaman Kaliandra.
Road in Teak Plantation
Rain still fall in Cibening village, the road is better because it was repaired by the community and used local government’s budget.
The road around the teak plantation is broken because rain water also erodes the soil, and the stones rolled down. The road becomes slippery and difficult to reach the plantation.
After helping the villagers to repair the road, workers are now fixing the road in the plantation. They started picking up the stones from uphill and crushed them then they put on the bold road. So now, the road can be used for two or four wheel drive. Zaini, the site manager, can drive his car to the plantation.
The workers also made a hedge to retain the soil from erosion. They use bamboo, other plants which can be used are Vetiver grass (fragrance roots) and Calliandra trees.
Dana Desa
Selama bulan Januari hujan turun terus menerus, sebagian jalan terkikis dan rusak dan bagian yang rusak parah dikarenakan longsor. Pemerintah Daerah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana bersama-sama masyarakat setempat memperbaikijalan yang kena longsor. Dengan dana bantuan BNBP sebesar 68 juta rupiah, jalan yang terkena longsor sudah dibetulkan.
Musim hujan belum selesai, tetapi jalan sudah lebih baik. Masyarakat bisa mengendarai kendaraan roda dua serta mini truk bisa lewat membawa hasil bumi ke pasar. Masih ada kerusakan di beberapa tempat dan perlu diperbaiki juga, jadi masyarakat masih menunggu bantuan dari Pemerintah Daerah.
Tanah di desa Cibening adalah lempung berpasir sehingga mudah tergerus dan terbawa air hujan, tidak ada pohon besar yang ditanam di sisi jalan yang bisa menjaga jalan dari longsor. Di sebelah kanan jalan, tanahnya lebih tinggi dan merupakan persawahan , di sebelah kiri tanahnya lebih rendah dan ditanami singkong.
Fund for Village
During January, it rained a lot in Cibening village, the road is broken and there were land slides in several areas. The local government and the community worked together to fix the road. With the fund from BNBP (National Board of Disaster Management) 68 Million Rupiah, the people fixed the road together hand in hand.
Rainy season has not ended yet, but the road is better now. People can use the road to ride their motorbikes and mini trucks to bring the crops to the market. There are some critical areas still need to be fixed too, but waiting the support from government.
The soil is clay with sand that is easily carried by rain water, there are no big trees beside the road which can protect it from land slides. On the right side of the road, the land is higher than the road and it is a paddy field and on the left side of the road, the land is lower and people plant the cassava on it.
Mengikuti Perlombaan
Awal tahun ini SD Cibeureum mengirim tujuh orang siswa; 1 orang kelas 5 dan 6 orang kelas 4 untuk ikut Perlombaan holat dan Musabaqoh Hitdil Quran di Kecamatan Bantargadung – Sukabumi. Kali ini yang diperlombakan adalah lomba sholat, calistung (baca tulis hitung), cerdas cermat, kaligrafi dan Musabaqoh Hitdil Qur’an untuk kelas 1, 2, 3, 4 dan 5, kelas 6 tidak mengikuti lomba karena mempersiapkan ujian kelulusan.
Dua piala dibawa pulang untuk kemenangan lomba Cerdas Cermat dan Sholat, untuk Musabaqoh Hitdil Qur’an tidak menang karena masih ada yang mengaji lebih bagus lagi. Dua piala akan menjadikan awal tahun yang penuh semangat.
Setiap tahun semua siswa berlatih mempersiapkan diri untuk mengikuti perlombaan, mereka dipersiapkan untuk mendapatkan pengalaman berkompetisi agar mereka bisa mengerti kalau menang tidak perlu sombong dan kalau kalau tidak perlu malu dan rendah diri, mereka harus merasa bahwa mereka harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dalam menuntut ilmu dan tantangan dalam bermasyarakat.
Menjadi siswa yang unggul artinya para siswa harus sehat, cerdas, trampil dan memiliki sikap santun dan bersahabat dengan alam,
Following the Competition
Early this year, SD Cibeureum sent 7 students (Seni, Neneng, Reki, Elsa, Ali, Muhyiduin and Eni) from grade 4 and 5 to follow the competition. The competition was held at SDN 1 Bantargadung, in Bantargadung Regent. The students took a Science Quiz, Reading Al-Qur’an (Koran), Reading/Writing/Counting, Calligraphy and Praying. Grade 1, 2 and 3 did not follow this competition, they will follow the next one in March, Grade 6 is preparing the examination in April.
Two trophies for Science Quiz and Praying, make the school, other students and parents are proud. Need more practices and recites for reading Al-Qur’an, because not only knowing how to read it but also need to know the intone. Calligraphy is new one, students need more practice.
Every year all the students practice preparing for the competition, they are prepared to gain a competitive experience so they can understand that winning does not need to be arrogant and if it is not to be embarrassed and inferior, they should feel that they must prepare themselves for the challenge of studying and challenges in society.
To be the best means students must be healthy, intelligent, skilled, modest and environmentally friendly.